Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, Drs. Dumuliahi Djami, M.Si menyampaikan apresiasi mendalam atas kepedulian Larissa Aesthetic Center dalam mendukung peningkatan literasi di Kota Kupang. Hal ini disampaikan saat peluncuran dua unit Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di Aula Gereja Katolik Santo Fransiskus dari Asisi, Kolhua, Selasa (5/8).
Dua TBM yang diresmikan yakni TBM Asisi di Gereja Santo Fransiskus dari Assisi Kolhua dan TBM Agustinus di Stasi Bello, merupakan hasil kerja sama antara Pastor Paroki Kolhua dan Larissa Center, sebuah perusahaan kecantikan nasional yang berbasis di Jakarta dan memiliki cabang di Kupang.
“Ini bukti bahwa Larissa tidak hanya peduli pada kecantikan kulit dan wajah manusia, tetapi juga mempercantik kemampuan manusia NTT, khususnya di Kota Kupang, melalui literasi,” ungkap Dumuliahi Djami dalam sambutannya.
Menurutnya, upaya membangun literasi tidak semata-mata tugas pemerintah. Dukungan sektor swasta dan komunitas sangat dibutuhkan untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan. Dumuliahi mengungkapkan bahwa sejak dirinya dilantik menjadi Kadis Pendidikan pada 2019, ia langsung bergerak cepat menangani berbagai tantangan, termasuk rendahnya kemampuan membaca di tingkat dasar.
“Saat itu, lebih dari 200 anak usia sekolah dasar dan menengah pertama di kota ini tidak bisa membaca dan tidak lancar membaca. Ketika saya buka data itu ke publik, banyak yang keberatan, tapi saya yakin, masalah harus diungkap agar bisa diperbaiki bersama,” ujarnya.
Setelah lima tahun kerja keras, ia bersyukur angka tersebut kini telah ditekan secara signifikan. Namun, menurutnya, perjuangan belum usai.
“Penambahan dua TBM ini menjadi energi baru bagi kita. Literasi bukan hanya soal bisa baca dan tulis, tetapi membangun kemampuan generasi agar mampu bersaing secara sosial, ekonomi, dan budaya,” tambahnya.
Kepala Dinas itu berharap agar langkah nyata ini menjadi pemicu lahirnya lebih banyak ruang belajar alternatif di masyarakat. Ia juga mengajak seluruh elemen gereja, swasta, dan masyarakat untuk turut ambil bagian dalam gerakan literasi yang berkelanjutan.
“Dengan semangat kolaborasi, saya yakin Kupang bisa menjadi kota yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter,” pungkasnya (Disdikbud).