Dari Kota Kupang, api Sumpah Pemuda menyala kembali dalam bentuk baru semangat kewirausahaan. Melalui dukungan pemerintah dan inisiatif kreatif para pemuda, lahirlah ekosistem ekonomi lokal yang hidup: dari Saboak Sunday Market yang memutar miliaran rupiah, hingga startup digital yang tumbuh dari tangan anak muda NTT.
Demikian disampaikan Wakil Walikota Kupang Serena Francis saat Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 tingkat Kota Kupang yang digelar Selasa (28/10/2025) di Alun-Alun Kantor Wali Kota Kupang.
Wakil Wali Kota Kupang Serena Francis di hadapan ratusan ASN dan pimpinan perangkat daerah, menekankan bahwa semangat Sumpah Pemuda 1928 bukan sekadar simbol persatuan, tetapi menjadi kekuatan penggerak pembangunan ekonomi bangsa.
“Kita membutuhkan pemuda yang tidak hanya vokal di ruang digital, tetapi juga hadir nyata di tengah masyarakat, membangun, melayani, dan mempersatukan,” ujar Serena.
Ia menegaskan, bonus demografi yang dimiliki Indonesia harus diolah menjadi kekuatan produktif, dengan pemuda sebagai pelaku utama transformasi ekonomi, sosial, dan digital.
Selama tahun 2025 menurut Serena, Pemerintah Kota Kupang telah berkomitmen menciptakan ruang partisipasi produktif bagi generasi muda. Melalui program-program di bidang pendidikan, ekonomi kreatif, dan digitalisasi usaha, pemuda Kupang kini bukan hanya penerus bangsa, tetapi juga motor penggerak ekonomi daerah.
Salah satu inovasi yang mendapat perhatian publik adalah “Saboak Sunday Market” di Taman Nostalgia. Kegiatan yang berlangsung selama 18 minggu ini menjadi wadah ekspresi sekaligus pasar kreatif bagi pelaku UMKM muda. Dari laporan pemerintah, kegiatan tersebut mencatat perputaran ekonomi mencapai Rp3,8 miliar.
“Angka ini membuktikan, ketika semangat muda diberi ruang dan dukungan, ia akan menjelma menjadi kekuatan ekonomi riil
yang menggerakkan kota,” jelas Serena.
Tak berhenti di sana, Pemerintah Kota Kupang juga menggulirkan program Startup Acceleration 2025, sebagai sarana inkubasi bagi wirausaha muda di bidang teknologi dan bisnis digital. Program ini diharapkan melahirkan lebih banyak inovator muda yang siap bersaing secara nasional.
Selain itu, pemerintah memperkuat ekosistem UMKM dengan pemangkasan birokrasi perizinan usaha, kolaborasi dengan komunitas lokal, dan pelatihan manajemen bisnis yang menargetkan generasi usia produktif.
Menurut Serena Francis, semua kebijakan ini bertujuan agar pemuda tidak hanya menjadi penonton, tetapi pelaku aktif dalam roda ekonomi lokal.
“Kota Kupang tidak akan maju jika para pemudanya diam. Kami ingin memastikan mereka memiliki ruang untuk berkreasi dan berkontribusi,” ujarnya tegas.
Selain bidang ekonomi, pemerintah juga menggarap sisi karakter dan mentalitas generasi muda. Melalui kegiatan seperti, Pekan Literasi di SMP 19, dan Pekan Raya Pemuda GMIT sehingga, semangat kepemimpinan, integritas, dan kesadaran diri terus digelorakan.
Bagi Pemerintah Kota Kupang, pembangunan ekonomi tidak dapat dipisahkan dari pembentukan manusia muda yang tangguh, inovatif, dan berkarakter.
Peringatan Sumpah Pemuda ke-97 di Kota Kupang menjadi bukti bahwa semangat nasionalisme dapat berpadu dengan ekonomi kreatif. Api perjuangan 1928 kini menjelma menjadi gerak kolaboratif yang menghidupkan wirausaha, membuka lapangan kerja, dan memperkuat daya saing daerah.
“Dari Kupang, dari Nusa Tenggara Timur, mari kita terus bergerak, bersatu, dan berkarya untuk Indonesia yang maju, kuat, dan bermartabat,” tutup Serena Francis dalam sambutannya.
Dengan arah kebijakan yang menempatkan pemuda sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, Kota Kupang bukan hanya sebagai kota semangat, tetapi juga kota yang bergerak , dari idealisme menuju produktivitas (disdikbud).

