New Zealand ternyata punya daya tarik tersendiri di dunia pendidikan. Mengapa tidak, Negara yang juga disebut Selandia Baru itu rupanya juga memiliki kurikulum pendidikan yang boleh dibilang jauh lebih bagus untuk dipelajari. Hal ini terbukti ketika, sejumlah daerah di Indonesia mengirimkan guru berprestasi 2015 untuk magang dan mempelajari kurikulum di negara yang berbatasan dengan Irian Timur itu.
Dra Maria Rosalina Lana salah satu guru berprestasi dari Kota Kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur dalam wawancara membagi pengalaman dan ide bersama Linda Efaria dari Pusat Standar dan kebijakan Pendidikan Nasional Kemendikbud Dikti 13 Juli 2022 Diawali dengan pertanyaan host tentang bagimana latarbelakang pendidikan dan karier hingga bisa mencapai keberhasilan menjadi guru berprestasi hingga magang dan belajar tentang kurikulum pendidikan di Negara New Zealand. Dra Maria Rosalina Lana mengatakan, mengawali karir sebagai guru PPKN di salah satu SMP Negeri di Kota Kupang 1998 dan

Dra. MARIA ROSALIN LANA Kepsek SMP Neg 8 Kota Kupang
dengan berbagai keaktifan dan pengalaman menghantarnya menjadi guru berprestasi di 2014.
Dengan keberhasilannya itu, bisa diutus daerah dan Kementerian Pendidikan bersama beberpa guru berprestasi lain yang juga dari sejumlah daerah di Indonesia diutus mengikuti kegiatan Kerjasama Internasional guru SMP ke New Zealand pada 2015. Masih menurut Maria Rosalina Lana, di sana ia bersama sejumlah teman-teman guru berprestasi belajar tentang kurikulum pendidikan di negara itu, yang baginya kurikulum New Zealand sangat relevan dengan Kurikulum Merdeka yang mana semata menggali potensi yang ada dalam diri anak didik atau skill anak di era digital.
“Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum Vokasi yang mana bisa mengasah dan menggali potensi yang terdapat dalam diri anak didik untuk dieksplor menjadi suatu aset yang nantinya bisa dikembangkan demi diri peserta didik di era digital, dan saya melihat Kurikulum Merdeka ini sangat relevan dengan kurikulum yang kami pelajari di New Zealand,” jelas Lana.
Tak hanya itu, Roslin Lana mengaku, usai mengikuti kegiatan di New Zealand ia menerapkannya di sekolah asalanya di SMP Negeri 13 Kota Kupang ketika digaungkannya gerakan Gerakan Literasi Sekolah. Dengan berhasil mengembangkan produk literasi sekolah berupa buku antrologi cerpen yang mana kolaborasi peserta didik, guru dan kepala sekolah.
Dan saat ini kariernya sebagai Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Kota Kupang, Roslin Lana terus mendorong segenap komunitas sekolah terutama para anak didik untuk kembangkan potensi yang ada dalam diri setiap anak. Dan alhasil hingga kini sekolah itu menetapkan satu hari khusus yakni setiap Hari Selasa pagi sebelum kegiatan Brlajar mengajar di Mulai semua siswa wajib menulis satu tulisan sesuai dengan jenis buku yang dibaca sebelumnya.
“Tujuannya meningkatkan kecakapan peserta didik dalam menentukan, membuat informasi dan mengefaluasi sehingga dapat menggunakan media digital secara sehat dan bertanggungjawab dalam kehidupan setiap hari,” jelasnya.
Saat ditanya apakah sekolah yang dipimpinanya telah menerapkan Kurikulum Merdeka, Roslina Lana mengatakan, pada Tahun ajaran baru 2022 telah menerapkannya untuk siswa kelas tujuh (7).
“Ya. Meskipun sekolah kami bukan sekolah penggerak, tetapi di tahun ajaran baru 2022 ini kami menerapkan kurikulum merdeka untuk kelas 7, karena secara SDM ada satu orang guru berprestasi yang relah menyalurkan ilmu yang di dapat kepada teman-teman guru lain yang ada begitu pula kondisi peralatan kami siap,” tandasnya.
Leave a Comment